MENGAPA HIV TIDAK
LAGI MEMATIKAN
Diana Wangari
Ketika membahas HIV,
bukanlah virus yang akan membunuhmu, tetapi penyakit yang lain. Imunitas
tubuh yang lemah dan penyakit yang bisa disembuhkan adalah
jawabannya.
Pemikiran paling
umum, satu-satunya hal yang dibutuhkan adalah minum obat antivirus.
Tetapi pejuang HIV meminta pengobatan yang lebih komprehensif,
termasuk pencegahan infeksi dan konseling psikologi. Oleh karenanya,
beban biasanya terletak pada urusan infeksi sekunder, Tuberkulosis
adalah masalah yang serius. Hal ini adalah salah satu masalah serius
tentang apa itu sebenarnya positif HIV dan terinfeksi TB.
Berbaring di ranjang
tidur rumah sakit, Joshua melirik celengannya yang hilang, yang selama
ini ada dipikirannya. Rumah sakit itu sudah menjadi rumahnya selama 3
bulan terakhir dan saat pasien lain bersiap untuk bertemu dengan
teman dan kerabat mereka pada pukul 12.30, Joshua masih tetap dalam
posisi berbaring.
Tidak ada orang yang
akan datang untuk menjenguknya, belum ada orang yang menengoknya
selama 2 bulan terakhir. Dia masih sangat mengaharapkanya saat
minggu-minggu pertama, tetapi seiring berjalannya waktu dia sadar
akan realitanya, mereka sudah menyerah padanya. Tetapi siapakah yang
berhak menyalahkan mereka? Mereka semua memiliki kehidupan untuk
bertahan hidup, dan rencana dan tujuan yang ingin dicapai.
Mereka tidak harus
merasa terbebani. Bukan oleh orang seperti dia yang kebetulan terasa
memburuk setiap bulannya atau sebagaimana orang desa mengatakan “pria
terkutuk”. Joshua sudah dinyatakan positif HIV satu tahun yang
lalu. Dia sudah ceroboh satu kali dan sekarang konsekuensinya
akan terus menghantuinya. Penjaga bar menolak mengaku menjadi
sumbernya dan ketika dia menyarankan untuk cek HIV, dia menjawabnya
dengan menyebarkan kabar bahwa Joshua positif HIV di seluruh desa.
Di sebuah komutas
yang kecil seperti miliknya, kabar menyebar sangat ceat dan segera
semua orang mulai menjauhinya. Orang-orang terus berbisik-bisik saat
dia lewat dan tidak ada yang mau bersamanya. Mereka bertingkah seolah
mereka akan tertular ketika bersinggungan dengannya.
Ya, desa kecil di
pedalaman sehingga mitos tersebut sangat mempengaruhi mereka. Dia
dipaksa menutup tokonya, karena setelah semua yang terjadi,
pelanggannya tidak lagi setia padanya. Bagaimanapun hal terbesar
datang setelah istrinya meninggalkannya. Begitu banyak hal terjadi
yang bisa ditahan seorang istri : gossip, tatapan menghakimi, bahkan
teman-temannya menghilang.
Tetapi kelaparan
yang amat, diantaranya biaya mendukung antivirus untuk suaminya dan
harus mendukung suami dan anaknya dengan penghasilan yang kecil, dia
harus melakukan sesuatu.
Kemudian dia
mengepak semua tas nya dan kembali ke rumah orang tuanya dengan
membawa anaknya.
Hal itulah yang membawa Joshua ke Nairobi, kota besar diamana seorang pria dapat bekerja meski hanya menjadi cleaning service. Hal tersebut dimulai dengan karirnya menjadi seorang pekerja keras, sebagaimana yang diceritakam pada ‘Kenya’. Dia akan melakukan pekerjaan apapun asalkan dibayar dan saat malam dia kembali ke sebuah gubuk yang satu kamarnya dihuni dengan 2 pria lain, semuanya adalah pekerja keras.
Hal itulah yang membawa Joshua ke Nairobi, kota besar diamana seorang pria dapat bekerja meski hanya menjadi cleaning service. Hal tersebut dimulai dengan karirnya menjadi seorang pekerja keras, sebagaimana yang diceritakam pada ‘Kenya’. Dia akan melakukan pekerjaan apapun asalkan dibayar dan saat malam dia kembali ke sebuah gubuk yang satu kamarnya dihuni dengan 2 pria lain, semuanya adalah pekerja keras.
Saat dia mulai
batuk, dia berpikiran bahwa itu hanyalah batuk dan ketika merasa mual
dia menganggapnya sebagai tanda kelelahan. Ketika dia pingsan di
jalan, beberapa penduduk baik yang lewat, segera membawanya ke rumah
sakit, dimana setelah bebarapa kali tes dia didiagnosis TB.
Dia mengakui.
Dia sudah menghubungi kakak yang masih hidup, dan sudah datang
menjenguknya selama beberapa minggu pertama. Beban obat TB dan HIV
mulai berpengaruh padanya dan dia selalu menyimpan ember di bawah tempat
tidurnya untuk berjaga ketika mual menyerang. Efek obat telah menguras
habis energinya, sehingga terkadang dia tidak ke kamar mandi
sehingga celananya sering basah.
Tetapi yang
mengganggunya adalah tagihan rumah sakit yang terus tumbuh dan ketika
dia meminta bantuan kakaknya, mereka menghilang. Joshua tidak dapat
menyalahkan mereka, mereka juga pekerja keras dan dia
adalah pria dengan HIV dan TB. Inilah kilasan pasien yang bertahan hidup dengan HIV dan
infeksi TB.
Dr. Anthonu Harries,
Senior Advisor, International Union Against Tuberculosis and Lung
Disease mengatakan :”Asosiasi HIV TB dapat dikendalikan dengan
peningkatan skala yang lebih baik dan penerapan alat yang tersedia
saat ini. Contohnya kita memerlukan lebih banyak orang yang
terinfeksi HIV terdiagnosis lebih cepat agar terapi antivirus sebagai
jalan yang penting dalam pencegahan TB. Kita perlu melakukan tes TB
untuk semua pasien dengan HIV dan mereka yang positif TB harus cepat
mulai terapi anti virus dan terapi pencegahan co trimoxazole
secepatnya. Kita sudah mendapatkan kemajuan yang baik beberapa tahun
ini ,tetapi hanya dengan cakupan yang menyeluruh kita dapat meraih
kemenangan”
Fakta
- 35,3 juta orang bertahan hidup dengan HIV pada tahun 2012 dan hampir 1/3 nya terinfeksi TB laten. HIV menjadi faktor resikonye besar dalam perkembangan menjadi TB aktif.
- Meski faktanya TB itu dapat disembuhkan dan HIV dapat diobati, 320 ribu orang meninggal dengan dua penyakit tersebut.
- Perkiranya 1,2 juta orang memerlukan simulasi pengobatan untuk dua penyakit ini pada tahun 2012.
- Dari pasien TB, ditemukan menjadi HIV + pada tahun 2012, 57% terdaftar dalam terapi antiretroviral. 80% menerima terapi pencegahan kotrimoksazol sesuai kebutuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar