Senin, 04 September 2017

OBAT ANTI TUBERKULOSIS DIMINUM SEBELUM, SAAT, ATAU SETELAH MAKAN?

Peneliti Menjawab

TNN | Diupdate: Sep 4, 2017, 05:51 IST

Chennai: Dalam sebuah penelitian tentang mengubah jadwal minum obat anti tuberkulosis (OAT), sekelompok peneliti telah menemukan bahwa makanan dapat mengurangi keefektifan sebagian besar obat lini pertama dari pengobatan infeksi ini.

Sebuah tim dari Institut National Penelitian tuberkulosis (NIRT-India)- setelah menguji 25 pasien TB di Chennai yang makan sebelum minum obat mereka- menemukan, bahwa, konsentrasi OAT tersebut menurun secara signifikan dan memperlambat penyerapannya. Mereka meneliti 3 obat lini pertama : rifampicin, isoniazid and pyrazinamide.

Dr.Soumya Swaminathan, direktur jenderal Indian Council of Medical Research, salah satu rekan penulis mengatakan, meskipun kebanyakan dokter mengetahui dampak klinis pada makanan terhadap refampicin, pedoman mengenai kapan mengkonsumsi selain obat itu tidak jelas. “Studi kami menunjukkan bahwa setidaknya dua obat lini pertama lainnya perlu diminum dengan berpuasa (tidak makan 12 jam sebelum minum obat-red)”katanya, menambahkan penemuan mereka itu penting, karena rendahnya dosis obat lini pertama. “Dan jika makanan malah lebih mengurangi keefektifan, hal ini dapat menyebabkan kekhawatiran” imbuhnya.

Bagaimanapun, tidak semua orang bisa mentolerir obat ini saat perut sedang kosong “ Dalam kasus tersebut, setidaknya tunda waktu (minum obat-red) 3 jam setelah makan

Penelitian yang telah dipublikasikan di Indian Journal of Medical Research, mengenai studi pasien yang minum obat setelah sarapan 4 idli (Sarapan khas India Selatan-red) dengan coconut chutney (saus kelapa) dan sambar (sejenis masakan sayur India Selatan) dan satu cangkir kopi. Kelompok yang serupa di periksa setelah puasa semalam 12 jam, dilanjutkan dengan pemberian obat dan sarapan setelah 2 jam pemberian obat.

Pemberian obat bersama makanan menyebabkan konsentrasi plasma (waktu yang dibutuhkan obat untuk mulai bereaksi setelah diserap oleh darah) turun 50%, 45%, dan 34% berturut-turut untuk rifampicin, isoniazid and pyrazinamide.



Obat Anti Tuberkulosis


Peneliti mengatakan bahwa asupan makanan mempengaruhi perjalanan ruwet dalam bioavailability obat (perjalanan obat hingga diserap sel-red),” Hal itu mungkin mengganggu tidak hanya pada disintegrasi tablet, pelarutan obat dan transit obat selama di saluran pencernaan tetapi juga dapat mempengaruhi transformasi metabolik obat di dinding penceraan dan hati” kata Dr. Greetha Ramachandran dari departemen biokomia dan klinik farmakologi NIRT.

Dia menambahkan tidak ada pedoman yang jelas mengenai apakah boleh atau tidak meminum obat bersama dengan makanan.”Yakin, bahwa obat tidak mentolerir dengan baik saat perut kosong dan beberapa pasien lebih memilih untuk makan dahulu sebelum minum obat-obatan mereka” katanya. Dalam program perbaikan pengendalian TB Nasional (India-red), semua obat diberikan bersamaan dengan pengobatan pengawasan langsung (DOT) pada fase intensif.

Studi tersebut merekomendasikan dokter untuk menjelaskan kepada pasien tentang efek positif dari minum obat dalam keadaan belum makan dan disarankan untuk melakukan hal itu. “Ada juga kebutuhan untuk penelitian lebih lanjut untuk memaksimalkan khasiat dan keamanan obat yang digunakan saat ini” saran Dr. Swaminathan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar