Pipisku Merah,
Keringat dan ‘eluh’ ku Pink, Untung Hatiku nggak ‘begitu’
Ungu ”
Pipisku Merah, Keringat dan ‘eluh’ ku Pink, Untung Hatiku nggak ‘begitu’ Ungu ”
“Positif TB ya
dik, informasi lain bisa ditanyakan ke loket 7 (Pojok DOTS)”
kata bapak dokter berkacamata. Karena cukup kalimat itu saja, sudah
bikin aku berdebar-debar, ah tapi sayangnya bukan deg-degan karena
jatuh cinta.
“Nggih Pak”
jawabku. Sebenarnya banyak yang pingin aku tanyakan, tapi entah hari
itu seperti mimpi. Terlalu hepi, terlalu sedih, terlalu kaget
biasanya membuat pikiranku kebas, jadi pada hari itu aku tidak
benar-benar sadar kalo ternyata aku sakit. Jadinya ya biasa aja, haha
orang gila.
Hingga aku dibawain
oleh-oleh obat sejumlah tiga lembar dengan bonus-bonusnya; berupa
vitamin dan teman-temannya.
Pertama kali
minum obat
Obatnya sebesar
kacang kulit isi 2 yang masih belum dionceki. Obat diminum
setiap pagi hari, minimal sejam sebelum sarapan, sekali minum 3 butir
(besar-besar). Karena OAT akan lebih efektif dimakan ketika perut
kosong. Bagiku minum obat tu hal biasa, lain hal nya dengan suntik,
*nangudzubillah.
Satu jam setelah
makan, perutnya panas, dan mual-muntah. Badan terasa demam. Kemudian
pipisnya berwarna merah (bukan seperti darah yang klintrek-klintrek
ya, tapi air sirup stroberi encer) dan bau obat.
Kedua kali minum
sampai 2 minggu
Obatnya masih sama,
efeknya pun tidak berubah. Sebenarnya biasa aja hlo, cuma mualnya wis
saingan dengan orang
hamil. Mualnya bikin semua makanan keluar lagi, padahal masuknya
makanan itu susah banget. Nafsu makan masih jelek.
Solusinya makan
jagung, telo, menghindari makanan yang memicu muntah nasi-sayur,
santan-santan, susu. Minum wedang susu-jahe, wedang uwuh, teh tawar.
Sebaiknya makan yang bergizi, tapi apa daya perut protes berpotensi
muntah.
Periksa yang
kedua.
“ada kesulitan
selama minum obat?”
“Mual-mual dan
muntah, demam, gatal-gatal dan nyeri sendi pak, kalo
sudah diam lama ga bisa digerakin”
“oyaya,
cek darah ya dek, ngcek fungsi hati dan ginjalnya,” kata pak
dokter.
“Nggih pak”
Jawabku. Wajarlah karena OAT adalah obat dosis tinggi. Tapi yang
berat itu, suntiknya. Duh gusti.. aku wedi jarum je.
Akhirnya aku cuma
kongko-kongko di depan lab, ojag-ajeg mau masuk kok ra
nduwe nyali. Setelah 2 jam kemudian ada perawat yang aku kenal
lewat depan lab.
“Farida nunggu
apa?”
“Suruh cek
darah je mas”
“Hla itu ga
ngantri, ayo sini formulirnya tak masukkin ya”
“Ngggg iya mas”
jawabku pasrah, jan e ki takut, tapi mau jujur kok gengsi, duh
si*lllll..
Akhirnya sukses
ambil darah dengan meski muka rada mimbik-mimbik. Mending
minum obat gedhe-gedhe daripada disuntik, duh ampun-ampun
lah.
Hasilnya,”Hati
dan ginjalnya ‘masih’ bagus mbak, mungkin alergi antibiotik,
lambungnya yang ga kuat. Saya buatkan resep anti mual
ya, soalnya harus tetep minum OAT nya, ditambah
obat nyeri sendi, penambah nafsu makan,
anti alergi kulit, penurun
demam, dan vitamin”
Glekk... uakih tenan
bonus e..
“O nggih pak”
“Kalo bisa mual
saja, jangan sampai dimuntahkan ya obatnya, kalo terpaksa sudah
keluar, ya minum lagi”
“O nggih pak”
Minum obat
pertama setelah periksa yang kedua
Bangun tidur-minum
obat-sejam-sarapan dan minum anti mual dan teman-temannya. Perut
masih mual muntah, kepala masih panas, sedikit nyeri sendi.
Minum obat ke-k
sampai 2 bulan pengobatan
Bangun tidur-minum
obat-sejam-sarapan dan minum anti mual dan teman-temannya. Mental
sudah terbiasa dengan mual-muntah-demam-nyeri sendi. I was already
strong, Thanks God.
Periksa ketiga
Periksa setelah 2 bulan pertama ternyata berbeda dari biasanya.
Ada tambahan cek dahak. Hasilnya negatif, yihaaaaaaa.
Umumnya pengobatan TB yang sukses adalah negatif setelah 2 bulan
pengobatan yang artinya aku tidak lagi menularkan bakteri njelei itu.
Tapi apakah aku berhenti minum obat? No. masih minum obat lagi
minimal 4 bulan lagi. Hanya saja, obat merah gedhe-gedhe berganti
dengan obat kuning yang agak kecil.
Minum obat ke-n
Badan sudah enakan.
Efek obat masih, hanya muntah mulai berkurang. Tapi mental sudah kuat
dengan mual-muntah dan teman-temannya.
Minum obat anti
TB saat ramadhan
Rangkaian
pengobatanku melewati bulan Ramadhan. Obat tetep harus diminum
sebelum sahur, dan tetep harus minum obat. Jadi misal tidak bangun
sahur,ya berarti hari itu ga puasa. Aku tidak punya pilihan lain
selain minum obat atau semakin memburuk. Maem yang enak-enak mumpung
temenku puasa ahahaha *Maafkan aku ya Allah...
Apa yang terjadi
kalo aku tidak minum obat?
Tidak disiplin minum
obat itu fatal bagi pasien TB. Bakteri TB sangat rentan dengan
resistensi (kebal obat). Pengobatan yang aku lalui adalah pengobatan
tingkatan pertama. Apabila aku DO, maka kemungkinan besar aku akan
naik tingkat menjadi pengobatan tingkat kedua dan diulang dari awal.
Pengobatan tingkat 2 itu mirip dengan pengobatan tingkat pertama,
tetapi lama pengobatan selama 8 bulan. Dan seterusnya. Jika tidak
diobati, TB itu menyebar ke organ lain dan memburuk.
Bagi pasien
sejauh ini TB tidak ada pilihan lain selain minum obat.
Memang
sehat-dan sakit itu Gusti Allah yang mengatur, apalah daya aku sik
sholat e we masih jumpalitan, masih belum pede kalo Allah memberiku sembuh TB
hanya dengan berdoa saja dan tanpa usaha.
“Pipisku merah,
keringat dan ‘eluh’ ku pink, untung hatiku nggak ‘begitu’
ungu ahahahaha”
Artikel sebelumnya :
1. POSITIF TERJANGIKT TUBERKULOSIS
2. TUBERCULOSIS ITU PENYAKIT YANG COOL
Artikel sebelumnya :
1. POSITIF TERJANGIKT TUBERKULOSIS
2. TUBERCULOSIS ITU PENYAKIT YANG COOL
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHalo.. salam kenal juga.. Ini kontak saya 085 725 792 954 atau https://www.facebook.com/farida.jalal.77
BalasHapusGimana yah saya hawatir dengan anak saya yg terkena tb juga karna perna disaat dia lg sakit apapun yg masuk kemuntahin lagi. Otomatis saya beri lagi obat yg td dimuntahin tp kemuntahin lagi. Trs saya ga kasih lg karna percuma kemuntahin lg. Saya takut harus diulang lg dr awal pengobatannya
BalasHapus